Pages

Kamis, 07 November 2013

Tugas Bahasa Indonesia (Softskill)

Hafalan Shalat Delisa

1. Identitas Buku :

Judul Buku: Hafalan Shalat Delisa.
No.ISBN :9789793210605.
Penulis : Tere-Liye.
Penerbit: Republika.
Tahun Terbit : 2008.
Cetakan : Ke-7.
Bahasa : Indonesia
Jumlah Halaman : 270 halaman.

2. Resensi Buku :

Novel ini mengangkat kisah seorang bocah perempuan bermata hijau yang baru berusia 6 tahun. Gadis cilik tersebut bernama Delisa. Ia merupakan anak bungsu di dalam keluarganya. Dan ketiga kakaknya yakni yang bernama Fatimah dan kakak kembarnya yakni Aisyah dan Zahra, sedangkan ibunya bernama Ummi Salamah, serta ayahnya bernama Abi Usman. Keluarga Delisa berdomisili di Lhok Nga. Delisa dan saudara-saudaranya hanya tinggal bersama Ummi, sebab sang Abi bekerja sebagai mekanik kapal yang berbulan-bulan ikut di kapal yang berlayar.

Meski merindu, tetapi Delisa tetap menjalani hari-hari mereka tanpa sang Abi. Suatu hari Delisa mendapat tugas dari sekolahnya. Tugas tersebut adalah menghafal bacaan salat. Delisa giat sekali menghapas bacaan-bacaan tersebut. Terlebih ummi menjanjikan ia hadiah jika Delisa berhasil menghafal baccan tersebut. Hadiah yang membuat Delisa semangat adalah kalung emas yang dijual di toko Ko Acan. Ko Acan sendiri merupakan sahabat dari Abi Delisa.

Tanggal 26 Desember tahun 2004, Delisa dan semua teman seisi kelasnya dijadwalkan mempraktekkan hafalan solat yang telah mereka hapalkan beberapa waktu. Saat tiba giliran Delisa, sembari mengucapkan bacaan solat, tiba-tiba bumi bergetar hebat. Semua tampak gonjang ganjing. Dan seketika, air laut mulai naik ke daratan dengan ganasnya. Ia bagai tangan raksasa yang merengkuh segala yang ia jumpai. Bencana tersebut adalah gempa hebat yang disusul tsunami. Kurang lebih 15.000 orang yang meninggal akibat bencana ini. Termasuk didalamnya Ummi dan kakak-kakak Delisa.

Delisa sendiri selamat. Ia tersangkut di semak belukar. Siku kanan bocah tersebut patah dan kakinya bagian kanannya terjepit di bebatuan. Setelah 6 hari terjebak di tempat terebur, Delisa kemudian ditemukan oleh seorang prajurit relawan bernama Smith. Delisa yang dilihatnya sangat bercahaya kemudian membawa prajurit tersebut untuk masuk Islam.

Karena suasana yang kacau balau, Abi yang telah mengetahui bencana tersebut tak bisa menemukan Delisa. Ia menghabiskan beberapa waktu sebelum akhirnya bertemu gadis mungilnya. Saat bertemu Abinya, Delisa bercerita layaknya anak-anak yang tak mengerti apa-apa. Bencana tak menghapus keceriannya. Termasuk saat kaki kanan Delisa harus diamputasi, semuanya tak berhasil membuat ia murung. Ia bersama Abi menjalani hidupnya. menata dari awal. Meski jasad Ummi dan ketiga kakaknya belum ditemukan, tapi Delisa dan Abi harus hidup normal, begitu pikirnya.

Suatu waktu Delisa melihat ada sebuah pantulan cahaya yang mengganggu penglihatannya. Karena penasaran, Delisa pun mendekat. Dan tak disangka, cahaya tersebut merupakan pantulan kalung dengan huruf D. Dan kalung tersebut berada dalam pegangan seseorang Ummi Delisa sendiri.

3.Penilaian Buku.

1. Taufiq Ismail (Penyair) :
“Novel tentang bacaan shalat anak 6 tahun dengan latar belakang tsunami ini sangat mengharukan. Nilai keikhlasan dengan halus di jalin pengarangnya ke dalam plot cerita dunia kanank-kanak ini. Saya membacanya dengan rasa sentimental, karena selepas tsunami saya pernah bolak-balik ke Lhok Nga itu.”

2. Habiburrahman El Shirazy (Novelis/Penulis Best Seller Ayat-Ayat Cinta) :
“Buku yang indah ditulis dalam kesadaran ibadah. Buku ini mengajak kita mencintai kehidupan, juga kematian, mencintai anugerah juga musibah, dan mencintai ibadahnya hidayah.”

3. Ahmadun Yosi Herfanda (Sastrawan dan Redaktur Sastra Republika):
“Novel ini disajikan dengan gaya sederhana namun sangat menyentuh. Penulis berhasil menghadirkan tokoh-tokoh suasana dengan begitu hidup. Pantas dibaca oleh siapa saja yang ingin mendapatkan pencerahan rohani.”

4. Kelebihan dan Kekurangan Buku.

Kelebihan :
Banyak sekali pesan moral dan arti dari kehidupan yang mesti kita pelajari, selain itu buku ini membawa pembaca ikut merasakan apa yang terjadi pada tsunami di Banda Aceh, kesedihan yang menghanyutkan pembaca, belajar menjadi orang yang kuat,ikhlas, dan tawakal pada Allah SWT, demi menggapai dunia maupun akhirat. Penulis seolah-olah meberikan pesan yang begitu menyentuh hati pembaca untuk merenungkan sikap dan kedewasaan.

Kekurangan :
Ada banyak kata yang susah dimengerti (kata tidak baku) sehingga kata tersebut susah dimengerti pembaca dan sedikit membingungkan (rancu antara kalimat danlatar tempat yang sering berubah-rubah).

5. Pesan dan Kesan dari Saya (Pembaca) :
“Buku ini begitu menyentuh hati. Bagaimana seorang gadis kecil mengajarkan kita arti kesabaran dalam menghadapi cobaan yang diberikan oleh Allas SWT. Bagaimana seorang gadis kecil berusaha untuk dapat menyempurnakan shalatnya. Tak heran jika banyak oran yang terharu setelah membaca buku ini.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar